Enam Kerusakan Penampilan Akibat Merokok

Selasa, 02 Oktober 2012, 04:15 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anda mungkin sudah tau dampak buruk merokok terhadap kesehatan jantung, paru-paru, otak, bahkan kehidupan seksual Anda. Tapi dampak buruk merokok dapat dengan jelas terlihat melalui penampilan Anda.

Berikut ini adalah kerusakan penampilan yang disebabkan oleh merokok.

Sebagian besar orang menyangka bahwa kantung mata terjai karena kurang tidur atau beristirahat. Namun menurut penelitian dari Johns Hopkins, efek nikotin akan membentuk kantong mata empat kali lebih parah dibandingkan dengan yang tidak merokok dan kurang beristirahat.

Nikotin yang terkandung dalam rokok juga dapat menyebabkan gigi menjadi kuning. Bila Anda menginginkan gigi Anda kembali putih, maka Anda harus merogoh kocek yang tidak sedikit, karena prosedur untuk memutihkan gigi bisa mencapai jutaan rupiah.

Keriput memang wajar bila muncul sesuai dengan usia. Namun bagi orang yang realtif muda keriput menjadi satu momok yang merusak penampilan. Inilah yang akan terjadi bila Anda merokok, karena para ahli telah membuktikan bahwa merokok dapat membuat usia kulit Anda lebih cepat menua daripada seharusnya.

Hal ini disebabkan karena aliran darah perokok tidak berjalan dengan lancar. Sementara peredaran darah yang lancar sangat dibutuhkan kulit, supaya kulit tetap sehat, kenyal, dan terjaga kekencangannya.

Pada satu penelitian di Taiwan, para ilmuwan membuktikan bahwa perokok pria akan lebih cepat mengalami kerontokan rambut dan kebotakan dibandingkan dengan pria yang tidak merokok. Para ilmuwan mengira bahwa racun kimia yang terdapat pada rokok dapat merusak sel DNA pada folikel rambut dan membuat regenerasi sel rambut menjadi rusak. Tidak hanya rontok, namun rambut juga lebih cepat beruban.

Tidak hanya pada kulit wajah, merokok juga berdampak buruk pada bagian kulit lainnya. Rokok merusak jaringan serat yang terkoneksi dengan sel tisu pada kulit, sehingga kulit kehilangan elastisitas dan kekuatan kulit.

Inilah yang menyebabkan terjadinya 'stretch mark' atau parut kulit. Orang biasanya memiliki parut kulit karena bobot tubuh yang meningkat drastis, seperti pada permepuan hamil. Namun rokok merupakan faktor lain yang memicu terbentuknya parut kulit.

Rokok memang dapat menahan rasa lapar, inilah yang menyebabkan bobot tubuh perokok biasanya lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan di Belanda pada 2009, perokok memiliki jaringan lemak yang lebih tebal dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.

Lemak ini akan banyak menumpuk dibawah kulit, dan juga pada organ dalam Anda. Bila diakumulasikan, lemak yang menumpuk ini bisa mengakibatkan obesitas yang berujung pada penyakit diabetes.


Redaktur: Taufik Rachman


Sumber: antara
Republika Online - http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/10/02/mb8b2t-enam-kerusakan-penampilan-akibat-merokok

Hikmah Larangan Bernapas Ketika Minum

Kamis, 27 September 2012, 14:56 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah riwayat dari Tsumamah bin Abdullah menyebutkan, "Dahulu Anas bin Malik RA pernah bernapas di dalam bejana dua kali atau tiga kali, dan dia mengira Nabi SAW pernah melakukan hal itu.” (HR. Bukhari)

Riwayat lain dari Abu Qatadah dan bapaknya mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila salah seorang diantara kalian minum, maka janganlah ia bernapas di bejana (gelas)."

"Dan jika salah seorang dari kalian buang air kecil maka janganlah ia memegang dzakar (kemaluannya) dengan tangan kanannya, jika membersihkan maka jangan membersihkan dengan tangan kanannya.” (HR. Bukhari).

Sebagian ulama mengatakan bahwa larangan bernapas di dalam bejana ketika minum sama seperti larangan ketika makan dan minum, sebab hal itu bisa menyebabkan keluarnya ludah sehingga bisa memengaruhi kebersihan air minum tersebut. Keadaan ini apabila dia makan dan minum dengan orang lain.

Adapun bila ia makan sendirian atau bersama keluarganya atau dengan orang yang tidak terganggu dengan caramu tersebut, maka hal itu tidak mengapa.

Imam Ibn Hajar Al-Asqalani pernah berujar, "Dan yang lebih bagus adalah memberlakukan larangan hadis Nabi tersebut, sebab larangan itu bukan untuk menghormati orang yang layak dihormati ataupun untuk mendapat penghargaan dari orang lain.”

Imam Al-Qurthubi menambahkan pula, makna larangan itu adalah agar bejana dan air tersebut tidak tercemar dengan air ludah atau pun bau yang tidak sedap. (Fathul Bari, 10/94).

Demikianlah penjelasan para ulama kita. Para pakar kontemporer pun telah berusaha mengorek hikmah atas larangan tersebut. Mereka mengatakan ini adalah petunjuk yang indah yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad SAW dalam menyempurnakan akhlak.

Apabila makan atau minum kemudian tepercik ludah keluar dari mulut kita, maka hal itu merupakan kekurangnya sopan santun kita, dan sebab munculnya sikap meremehkan, atau penghinaan.

Rasulullah adalah adalah penghulunya seluruh orang-orang yang santun dan pemimpinnya seluruh para pendidik.

Bernapas adalah aktivitas menghirup dan mengeluarkan udara; menghirup udara yang bersih lagi penuh dengan oksigen ke dalam paru-paru sehingga tubuh bisa beraktivitas sebagaimana mestinya.

Dan mengembuskan napas adalah udara keluar dari paru-paru yang penuh dengan gas karbon dan sedikit oksigen, serta sebagian sisa-sisa tubuh yang beterbangan di dalam tubuh dan keluar melalui kedua paru-paru dalam bentuk gas.

Gas-gas ini dalam persentase yang besar ketika angin dihembuskan, padanya terdapat sejumlah penyakit, seperti pada toksin air kencing. Maka udara yang dihembuskan mengandung sisa-sisa tubuh yang berbentuk gas dengan sedikit oksigen.

Dari hal ini kita mengetahui hikmah yang agung dari larangan Rasulullah, yaitu agar kita tidak bernapas ketika makan atau minum. Akan tetapi, yang dibenarkan adalah minum sebentar lalu diputus dengan bernapas di luar bejana, lalu minum kembali.

Rasulullah memberikan wejangan tentang awal yang bagus dalam perintahnya tentang memutus minum dengan bernapas sebentar-sebentar. Sebagimana sudah kita ketahui, bahwa seorang yang minum satu gelas dalam satu kali minuman akan memaksa dirinya untuk menutup/menahan napasnya hingga ia selesai minum.

Yang demikian karena jalur yang dilalui oleh air dan makanan dan jalan yang dilalui oleh udara akan saling bertabrakan, sehingga tidak mungkin seseorang akan bisa makan atau minum sambil bernapas secara bersama-sama. Sehingga tidak bisa tidak, ia harus memutus salah satu dari keduanya.

Ketika seseorang menutup/menahan napasnya dalam waktu lama, maka udara di dalam paru-paru akan terblokir, maka ia akan menekan kedua dinding paru-paru, maka membesar dan berkuranglah kelenturannya setahap demi setahap.

Gejala ini tidak akan terlihat dalam waktu yang singkat. Akan tetapi apabila seseorang membiasakan diri melakukan ini (minum dengan menghabiskan air dalam satu kali tenggakan) maka ia akan banyak sekali meminum air, seperti unta, dimana paru-parunya selalu terbuka.

Setelah itu, paru-paru akan menyempitkan napasnya manakala ia sedikit minum air, maka kedua bibirnya kelu dan kaku, dan demikian juga dengan kukunya.

Kemudian, kedua paru-parunya menekan jantung sehingga mengalami disfungsi jantung (gagal jantung), kemudian membalik ke hati, maka hati menjadi membesar (membengkak), kemudian sekujur tubuh akan menggembur.

Demikianlah keadaannya, sebab kedua paru-paru yang terbuka merupakan penyakit yang berbahaya, sampai para dokter pun menganggapnya lebih berbahaya daripada kanker tenggorokan.

Nabi SAW tidak menginginkan seorang pun dari umatnya sampai menderita penyakit ini. Oleh karena itu, beliau menasihati ummatnya agar meminum air seteguk demi seteguk (antara dua tegukan dijeda dengan napas), dan meminum air 1 gelas dengan 3 kali tegukan, sebab hal ini lebih memuaskan rasa dahaga dan lebih menyehatkan tubuh.


Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Hannan Putra


Sumber: Al-Haqa'iq Al-Thabiyyah fii Al-Islam/Al-Arba'in Al-Ilmiah
01. Republika Online - http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/09/27/mb00pz-hikmah-larangan-bernapas-ketika-minum-1
02. Republika Online - http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/09/27/mb00y9-hikmah-larangan-bernapas-ketika-minum-2
03. Republika Online - http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/09/27/mb014d-hikmah-larangan-bernapas-ketika-minum-3habis

Tuntunan Islam dalam Mengobati Demam

Senin, 01 Oktober 2012, 21:12 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, Temuat di dalam Ash-Shahain, dari nafi’, dari Umar, bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya demam atau demam yang sangat adalah sebagian dari aroma neraka jahannam; maka dinginkanlah ia dengan air.”

Hadis ini menimbulkan banyak masalah bagi dokter yang kurang memahami khazanah keilmuan Islam. Mereka memandangnya sebagai peniadaan pengobatan bagi penyakit demam dan pencegahannya.

Seruan Nabi SAW ada dua macam, yang umum bagi penduduk bumi dan yang khusus bagi sebagian mereka. Yang pertama misalnya seruan beliau pada umumnya.

Dan yang kedua seperti ucapan beliau, “Janganlah kamu menghadap kiblat dengan tahi dan air kencing. Dan jangan pula kamu membelakanginya; akan tetapi menghadaplah ke timur atau ke barat.”

Ini bukanlah seruan kepada penduduk timur atau penduduk barat, juga bukan penduduk Irak. Tetapi ia adalah seruan kepada pendudukk Madinah dan kawasan yang serupa dengannya seperti Suriah dan yang lain. Juga ucapan beliau, “Apa yang ada diantara timur dan barat adalah kiblat.”

Apabila yang demikian diketahui, maka seruan beliau didalam hadis ini adalah khusus bagi penduduk Hijaz dan siapa yang ada di sekitar mereka, sebab kebanyakan demam yang menyerang mereka dari jenis demam matahari dan aksidental yang terjadi karena terik sinar matahari.

Ini dapat diatasi dengan air yang dingin, baik minum ataupun mandi. Sebab demam adalah panas aneh yang menyala di dalam hati dan tersebar darinya melalui roh dan darah di dalam urat nadi dan pembuluh darah ke seluruh tubuh. Sehingga ia menyala di dalamnya dengan nyala yang membahayakan perbuatan-perbuatan yang alamiah.

Demam terbagi menjadi dua bagian, demam aksidental yang terjadi karena humor, gerakan tubuh, sengatan terik matahari, sengatan panas yang amat sangat atau yang serupa dengan itu. Dan demam penyakit, yang terbagi menjadi tiga macam. Ia tidak berada kecuali pada materi yang pertama, kemudian darinya seluruh tubuh menjadi panas.


Apabila asalnya berhubungan dengan darah, maka ia dinamakan dengan demam-sehari. Dan apabila asalnya berhubungan dengan humor (salah satu cairan tubuh yang dulu dianggap menentukan kesehatan dan watak seseorang).

Empat humor yang pertama adalah darah, lendir (phlegma), cairan empedu dan melancholy (black bile). Maka ia dinamakan demam putrescent (keadaan yang sangat tidak enak).

Putrescent terbagi menjadi empat macam: bilious (penyakit hati atau empedu), penyakit yang disebabkan adanya kerusakan pada empedu); melanchoniac (ketidakteraturan fungsi mental, yang dicirikan oleh depresi berat pada semangat dan tindakan, berpikir suram dan ketakutan yang sering diiringi hayalan (delusi); phlegmi (lendir cairan) dalam tubuh yang membuat orang malas dan sanguinary (berkulit wajah merah yang sangat periang dan bersemangat).

Apabila asalnya berhubungan dengan organ utama yang keras, maka ia dinamakan demam hectic (penyakit yang menyebabkan TBC atau penyakit yang berakibat sejenisnya yang ditandai oleh pipi yang merah, dan kulit yang kering dan kuning). Dan bagian ini pun dibagi lagi menjadi beberapa jenis.

Demam kadang besar gunanya bagi tubuh melebihi pengobatan. Seringkali demam-sehari dan demam putrescent menjadi penyebab kematangan bagi materi yang kasar, yang tidak akan matang kecuali dengan demam. Dan menjadi penyebab bagi keterbukaan penyumbatan yang tidak dapat dicapai oleh obat-obatan pembukaan penyumbatan.

Demam juga menyembuhkan dengan cepat dan menakjubkan beberapa jenis penyakit mata, disamping kelumpuhan sebelah badan, kelumpuhan muka, kekejangan dan sejumlah penyakit yang disebabkan oleh keletihan yang berat.

Beberapa orang dokter mengatakan banyak penyakit yang akan diuntungkan oleh demam, sebagaimana orang sakit yang merasa beruntung karena kesembuhan. Sebab, demam akan lebih bermanfaat baginya daripada minum obat.

Demam mematahkan humor dan materi yang rusak yang dapat membahayakan tubuh. Apabila demam mematangkannya, maka ia akan dikurangi dengan pengobatan; sehingga demam pun akan menyebabkan kesembuhan.

Mungkin hadis di atas menunjukkan demam aksidental yang dapat dihilangkan dengan berbenam di dalam air sedingin es. Dengan demikian penderita tidak memerlukan pengobatan lain, sebab demam hanyalah kondisi panas yang berhubungan dengan darah, sehingga untuk menghilangkannya cukup hanya dengan kondisi dingin yang menenangkan dan memadamkan nyalanya, tanpa diperlukan pengosongan materi atau menunggu kematangan.


Al-Hamassi berkata, “Jika api cinta menyala di hatiku, aku dekati kantong air untuk mendinginkannya. Jika air dapat mendinginkan bagian luar, maka apakah yang dapat mendinginkan bagian dalamnya?”

Ucapan Rasulullah “dengan air”, di dalamnya ada dua pendapat. Pertama, bahwa ia adalah semua air; dan itu yang benar.

Kedua, bahwa ia adalah air Zamzam. Para pendukung pendapat ini berhujjah dengan apa yang diriwayatkan oleh Al-Bukari di dalam shahihnya, dari Abu Jamrah Nashr ibnu Imran Adh-Dhuba’i.

Dia berkata, “Ketika aku duduk bersama Ibnu Abbas di Makkah, aku terserang demam. Maka dia (Ibnu Abbass) berkata, ‘Dinginkanlah ia dengann air, karena Rasulullah SAW pernah mengatakan,’Sesungguhnya demam itu sebagian dari aroma neraka Jahannam; maka dinginkanlah ia dengan air’. Atau beliau mengatakan, ‘dengan air Zamzam’.”

Perawi hadis ini meragukannya. Seandainya dia memastikannya, tentulah itu merupakan perintah kepada penduduk Makkah untuk menggunakan air Zamzam karena Zamzam leluasa bagi mereka, dan perintah kepada selain mereka untuk menggunakan air yang ada pada mereka.

Kemudian orang yang berpendapat bahwa yang dimaksudkan oleh Nabi SAW adalah air pada umumnya, berbeda pendapat. Apakah yang dimaksudkan adalah bersedekah dengan air, karena sulit diterima akalnya menggunakan air dingin bagi penyakit demam dan kurang memahami maknanya.

Padahal ucapan beliau mengandung aspek yang positif, yaitu balasan terhadap jenis amal. Maka sebagaimana nyala haus bagi orang yang kehausan dipadamkan dengan air yang dingin, Allah pun memadamkan nyala demam dari sebagai balasan yang setimpal. Ini diambil dari pemahaman hadis dan isyaratnya. Adapun yang dimaksud dengannya adalah penggunaan air.

Abu Nu’aim dan yang lain menyebutkan kata-kata ini dari Anas, dan dimarfu’kan kepada Nabi SAW, “Apabila salah seorang di antara kamu terserang demam, maka hendaklah dicipratkan kepadanya air selama tiga malam sebelum waktu sahur.”

Termuat di dalam Sunan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah yang dimarfu’kan kepada Nabi SAW, “Demam adalah bagian dari hembusan neraka Jahannam, maka jauhkanlah ia darimu dengan air dingin.”


Adalah Rasulullah SAW apabila menderita demam, beliau meminta didatangkan kantong air, lalu beliau menyiramkan di kepala beliau, lalu beliau mandi.

Termuat di dalam “As-Sunan”, dari hadis Abu Hurairah, dia berkata, “Penyakit demam disebutkan di samping Rasulullah SAW, lalu seorang lelaki mencelanya. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah engkau mencelanya, sebab ia menghapuskan dosa-dosa sebagaimana api menghilangkan karat besi.”

Oleh karena itu, demam diikuti oleh pencegahan makanan yang tidak bermutu dan harus memakan makanan dan obat yang bermanfaat—yang berkhasiat untuk pemurnian badan, penghilangan kotoran dan sisa-sisanya, dan pembersihan dari materi-materi yang tidak baik.

Adapun pembersihan demam terhadap hati dari kotoran dan dakinya serta pengeluaran kandungan-kandungnnya yang tidak bermutu, merupakan urusan yang hanya diketahui dan ditemukan oleh dokter-dokter hati. Sebagaimana diberitakan oleh Nabi SAW.

Akan tetapi, bila penyakit hati telah mencapai pada tingkatan yang tidak ada harapan lagi untuk disembuhkan, maka pengobatan seperti ini tidak akan bermanfaat baginya.

Sebuah riwayat juga mengatakan, demam sehari adalah kaffarah setahun. Dalam hal ini ada dua pendapat. Demam yang memasuki setiap anggota dan ruas tubuh, yang jumlahnya tiga ratus enam puluh ruas, untuk menghapuskan dosa-dosa hari ini sesuai dengan jumlah ruas.

Demam memberikan pengaruh kepada badan yang tidak hilang secara keseluruhan dalam setahun, seperti dikatakan Nabi SAW, “Barang siapa yang meminum khamr, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari.”

Ini berarti bekas khamr akan tetap berada dalam perut hamba Allah, uratnya dan anggota badannya selama empat puluh hari.

Abu Hurairah juga berkata, “Tidak ada satu penyakit pun yang menimpaku, yang lebih aku sukai selain demam. Karena ia masuk ke dalam setiap anggota badanku dan Allah SWT memberikan kepada setiap anggota bagian pahalanya.”

At-Tirmidzi meriwayatkan di dalam Al-Jami’-nya, dari hadis ibnu Rafi’ ibnu Khadij, yang dimarfu’kan kepada Nabi, “Apabila salah seorang diantara kamu ditimpa demam, dan demam adalah sepotong dari neraka, maka hendaklah ia memadamkannya dengan air yang dingin dan hendaklah ia menghadap ke sungai yang mengalir.”

“Hendaklah ia menghadap ke air yang mengalir sesudah terbit fajar dan sebelum terbit matahari. Dan hendaklah ia mengucapkan, “Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, sembuhkanlah hamba-Mu dan teguhkanlah rasul-Mu.” Dan hendaklah ia berbenam di dalamnya tiga kali selama tiga hari. Jika tidak sembuh berbenam lima kali, maka ia harus berbenam tujuh kali.”


Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Hannan Putra


Sumber: Kitab Thibb An-Nabawi, oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah
01. Republika Online - http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/10/01/mb752y-tuntunan-islam-dalam-mengobati-demam-1
02. Republika Online - http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/10/01/mb77x8-tuntunan-islam-dalam-mengobati-demam-2
03. Republika Online - http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/10/01/mb7agb-tuntunan-islam-dalam-mengobati-demam-3
04. Republika Online - http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/10/01/mb7otv-tuntunan-islam-dalam-mengobati-demam-4habis

Translate