Cara Jitu Tangkal Stroke

Oleh: Dahlia Krisnamurti
gayahidup - Rabu, 15 Februari 2012 | 12:35 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Stroke atau hilangnya sebagian seluruh fungsi neurologis (saraf) yang terjadi secara mendadak kini menjadi salah satu penyakit cukup serius di Indonesia, karena jumlah kasusnya terus bertambah.

Di negara maju seperti Amerika Serikat, stroke menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian. Sedangkan di Indonesia, stroke adalah penyebab kematian terbesar dan penyebab kecacatan tertinggi.

Berbagai cara dilakukan untuk melakukan pencegahan mulai dari banyak olahraga, menjalankan budaya hidup sehat, cegah stres dan banyak mengkonsumsi ikan yang diklaim mampu mencegah serangan stroke.

Menurut Susanna Larsson dan Nicola Orsini dari karolinska Institute Swedia, kandungan asam lemak Omega 3 dalam ikan dapat menurunkan risiko stroke melalui tekanan darah dan kolesterol.

Penelitian tersebut hadir melalui analisis terhadap 15 studi yang di lakukan di Amerika Serikat, eropa, Jepang, dan Cina. Dalam penelitian, para relawan dimintai informasi seberapa sering mereka mengkonsumsi ikan.

Tidak hanya sampai di situ, studi ini berlanjut dengan meneliti selama 4-30 tahun untuk melihat siapa yang terserang stroke.

Dari hasil penelitian ditemukan 9.400 orang mengalami stroke. Setelah diteliti lebih lanjut, hal tersebut dikarenakan akibat gaya hidup tidak sehat dan kurangnya konsumsi ikan yang mengandung asam lemak Omega 3.

Dariush Mozaffarian, seorang ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Harvard School, konsumsi ikan sebanyak 2-3 porsi dalam seminggu sudah lebih cukup untuk menangkis serangan stroke karena kandungan asam lemak omega 3, vitamin D, dan selenium.

Untuk menangkis serangan stroke, Anda dapat menambahkan asupan ikan seperti seperti ikan salmon, makarel, ikan cod, dan ikan haring. Studi ini telah dipublikasikan dalam American Heart Association. [mor]


Sumber : http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1830416/cara-jitu-tangkal-stroke

Hanya 4 Jam, Waktu Selamatkan Penderita Stroke

Oleh: Dahlia Krisnamurti
gayahidup - Kamis, 5 April 2012 | 11:05 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Semakin banyak orang terserang stroke membuat kita mudah sekali menemukan kata 'stroke' dalam kehidupan sehari-hari.

Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker.

Bahkan, menurut survei 2004, stroke merupakan pembunuh pertama di RS pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Sekitar 12 juta penduduk Indonesia berumur lebih dari 35 tahun berpotensi terkena serangan stroke.

Stroke merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak tiba-tiba terganggu. Kurangnya aliran darah ke dalam jaringan otak, menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak.

Nah, kematian jaringan otak tersebut yang dapat menyebabkan hilangnya fungsi saraf yang dikendalikan.

Spesialis penyakit saraf Dr. Sukono Djojoatmodjo,SpS RS Premier Jatinegara mengingatkan, jika tidak segera diatasi stroke bisa mengakibatkan kematian. Ia berpesan agar masyarakat mengenali gejala stroke agar pasien segera men dapat pertolongan.

"Dengan tidak menunda, berarti dimungkinkan untuk mendapatkan perawatan atau pengobatan yang lebih baik. Time lost is brain lost," jelas Dr. Sukono.

Menurut Dr Sukono, serangan stroke datang dengan gejala yang timbul tiba-tiba, sesuai daerah otak yang terganggu, seperti mengalami kelumpuhan, adanya gangguan sistem rasa (baal, kesemutan), gangguan bicara (menjadi cadel atau pelo) dan gangguan bahasa (tak bisa bicara), gangguan menelan, gangguan keseimbangan (yang berakibat vertigo, tetapi vertigo tidak selalu karena stroke), atau gangguan penglihatan (buta mendadak).

Ditambah lagi dengan gangguan orientasi tempat, waktu dan orang, gangguan menelan cairan atau makanan padat, mendadak pusing, nyeri kepala, pingsan bahkan koma.

Namun, Dr Sukono juga mengingatkan, karena setiap bagian otak memiliki fungsi tertentu, maka gejala dan tanda stroke pada setiap individu sangat bervariasi, tergantung pembuluh darah mana yang terkena dan bagian otak mana yang terganggu.

'Golden period' atau masa keemasan bagi penderita serangan stroke adalah 4,5 jam setelah gejala awal terjadi. Bila belum empat jam sudah tertangani dokter yang tepat di rumah sakit, kemungkinan besar pasien bisa tertolong dan sembuh kembali. Namun, jika sudah lebih dari tiga jam tapi belum enam jam, pasien masih akan tertolong meskipun mengalami kecacatan ringan.

Namun sebaliknya jika pasien terlambat ditangani akan menimbulkan kecacatan berat atau kematian.

"Lebih dari waktu itu berbahaya sebab sel otak kalau sudah mati tidak ada regenerasi. Karena itu makin cepat diobati makin baik sebelum enam jam," ungkapnya.

Pencegahan hal yang utama

Pada dasarnya stroke dapat dicegah secara primer maupun skunder. Secara primer dapat dilakukan dengan mencegah kejadian awal, mengidentifikasi faktor risiko, dan mengobati faktor risiko tersebut.

"Misalnya mengendalikan hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, kolesterol tinggi, dan lainnya," jelas Dr Sukono.

Juga menjalani hidup bebas risiko stroke. Misalnya menghindari pola makan berlebihan dan tinggi lemak atau tinggi garam, olahraga teratur, hindari obesitas, hindari stres, berhenti merokok, melakukan aktivitas fisik, dan laksanakan ajaran agama dengan benar.

Secara sekunder dengan cara mencegah kekambuhan stroke pada pasien yang pernah mengalami ini. Untuk itu penting sekali melakukan pemeriksaan kesehatan rutin paling tidak satu tahun sekali, seperti mengontrol tekanan darah, gula darah, mengurangi berat badan jika berlebih, serta mengontrol kadar kolesterol.

Penderita stroke dapat diselamatkan dari kematian dan cacat bila dilakukan pengobatan yang cepat, tepat dan akurat pada waktu terjadi serangan, khususnya stroke yang bukan pendarahan. [mor]


Sumber :http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1848060/hanya-4-jam-waktu-selamatkan-penderita-stroke

Translate