Oleh: Dahlia Krisnamurti
gayahidup - Minggu, 6 Mei 2012 | 21:09 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Kanker serviks atau yang dikenal dengan sebutan kanker mulut rahim menjadi hal menakutkan bagi wanita. Pasalnya, kanker jenis ini sangat sulit terdeteksi dan cepat 'mencuri' kematian penderitanya.
Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia.
Selain itu, data badan kesehatan dunia menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah kasus kanker serviks tertinggi di dunia. Hampir setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks di Indonesia, dengan sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian.
"Virus Human Papilloma Virus (HPV) menjadi penyebab terjangkitnya kanker serviks. Selain itu, paparan sinar radiasi atau pencemaran bahan kimia juga bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks," kata Dokter Spesialis Kandungan, RS Premier Jatinegara, Dr Indrawati Dardiri SPoG, dalam acara seminar Kanker Serviks dan Kesehatan Reproduksi Wanita, Sabtu (5/5).
Indrawati menjelaskan, kanker serviks disebabkan oleh virus yang datang saat perempuan sering berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan seks yang terlalu dini. Kanker ini memang mematikan namun, sedini mungkin bisa dihindari.
"Tidak melakukan hubungan seksual di usia dini juga dapat mencegah kanker serviks. Selain itu, perlu memelihara kesehatan tubuh, rutin melakukan pap smear dan menghentikan kebiasaan merokok," jelas Indrawati.
Menurutnya, deteksi dini dengan melakukan pap smear setiap dua tahun sekali akan mampu mencegah serangan kanker serviks yang tergolong ganas.
"Pertumbuhan sel-sel abnormal menjadi kanker terbilang cukup lama. Oleh karena itu penderita yang berhasil mendeteksinya sejak dini dapat melakukan berbagai tindakan untuk mengatasinya," tambah Indrawati.
Gejala dan pencegahannya
Penyebab kanker serviks yang paling utama disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe yang sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya.
Dari keseluruhan tipe, virus HPV 16 dan 18 tercatat sebagai tipe virus HPV yang paling berbahaya. Hal lain yang dapat menyebabkan kanker serviks adalah sel-sel abnormal pada leher rahim yang bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam waktu cukup lama.
Indrawati menungkapkan, ada hubungan antara kebiasaan merokok dan meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit kanker serviks, salah satunya penelitian dari Karolinska Institut di Swedia yang dipublikasikan di British Journal of Cancer tahun 2001, terbukti bahwa zat nicotin yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim yang merupakan awal berkembangnya kanker serviks.
Sebagian besar proses terjadinya infeksi berlangsung tanpa gejala. Pada stadium awal tidak tampak adanya gejala yang khas dan biasanya malah tanpa gejala sama sekali.
Gejala biasa dikenali pada stadium lanjut, ketika terjadi perdarahan post coitus, keputihan abnormal, perdarahan sesudah mati haid (menopause) serta keluar cairan abnormal (kekuning-kuningan, berbau dan bercampur darah).
Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear.
Vaksin HPV akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respons imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun.
Tidak berhubungan seksual dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan, mencegah hubungan seksual pada usia dini, memelihara kesehatan tubuh, melakukan pap smear secara rutin, dan menghentikan kebiasaan merokok, serta memperbanyak konsumsi sayuran berwarna hijau tua dan kuning yang banyak mengandung beta karoten, vitamin C dan E juga merupakan upaya pencegahan terserang kanker serviks.
Tidak hanya masalah kanker, kesehatan reproduksi merupakan hal yang penting bagi setiap wanita terutama yang telah memasuki usia kematangan seksual.
"Organ reproduksi wanita, mulai dari vagina hingga rahim, merupakan bagian yang rentan untuk terkena berbagai macam gangguan kesehatan," katanya.
Oleh karena itu, organ reproduksi wanita wajib dijaga dan dirawat dengan baik.
"Terganggunya kesehatan organ reproduksi wanita disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya pola makan yang kurang sehat, faktor kebersihan, dan juga faktor genetis yang dapat menjadi pemicu," pungkas Indrawati. [mor]
Sumber :
INILAH.COM: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1858350/kanker-serviks-si-pencuri-kematian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar