Sabtu, 14 Juli 2012, 06:31 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Melahirkan lalu menimang bayi mungil adalah idaman para wanita. Tapi terkadang, di tengah rasa bahagia itu, muncul sedikit kegelisahan. Ini lantaran kondisi kulit tubuh yang tak lagi semulus dulu. Menghadapi hal ini, menurut dr Dewi Inong Irana SpKK, para wanita sebenarnya tak perlu terlampau risau. Yang penting, konsultasilah ke dokter sesegera mungkin.
Hanya, banyak wanita hamil yang tak berani datang ke dokter. Alasannya, khawatir jika obat atau krem yang diresepkan bakal berpengaruh pada perkembangan janin. Padahal tak selalu demikian. Menurut Dewi, ada beberapa masalah kulit khas ibu hamil yang bisa 'dibereskan' usai persalinan. Sebaliknya, ada yang harus segera diobati pada saat hamil.
Jika yang Anda alami adalah kulit menjadi kehitaman, sejatinya Anda tak perlu cemas. Sebab, kelainan ini disebabkan oleh hormon, yang akan pulih usai melahirkan. Hanya saja, proses pemulihan itu butuh waktu lumayan lama, sekitar enam sampai 18 bulan. ''Mereka ini tidak wajib ke dokter. Kalaupun ke dokter kulit, biasanya akan diberi krim pemutih yang aman bagi janin,'' terang dokter yang menempuh pendidikan spesialisnya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Seperti halnya kulit kehitaman di sekitar leher, wajah yang berjerawat hebat saat hamil juga karena pengaruh hormon. Namun, untuk masalah jerawat, Dewi menganjurkan untuk segera konsultasi ke dokter kulit. ''Salah kalau mereka berpikir ke dokternya nanti saja setelah melahirkan. Jerawat itu harus diobati, kalau dibiarkan akan berbekas. Sayang kan, kulit menjadi tidak bersih lagi.''
Bagaimana dengan gurat-gurat putih di kulit (stretch mark)? Mitos yang berkembang di masyarakat adalah, gurat-gurat putih itu muncul akibat garukan tangan lantaran gatal yang amat sangat. Anggapan itu, menurut Dewi, tidak benar. Gurat-gurat di kulit itu muncul akibat pengaruh hormon yang dihasilkan plasenta dan proses melarnya kulit.
Adakah cara agar gurat-gurat di kulit tersebut tidak muncul? ''Bisa saja,'' ujar Dewi. Langkah awal, cobalah setiap hari mengoleskan pelembab yang aman di perut, semisal pelembab bayi. Dengan begitu, ketika kulit melar, jaringan penunjang kulit tidak terlalu pecah.
Stretch mark, menurut Dewi, muncul dalam dua fase. Fase pertama, muncul pada usia kehamilan sekitar empat atau lima bulan. Pada fase ini, guratan-guratan masih berwarna merah. Fase berikutnya, warna guratan telah berubah menjadi putih.
Nah, jika Anda ingin memiliki kulit mulus tanpa guratan, Dewi menyarankan untuk segera berobat ke dokter kulit ketika guratan masih merah. Jangan terlambat. Sebab, jika stretch mark sudah berwarna putih, tak akan bisa disembuhkan. Ini karena jaringan kulitnya sudah sobek, sehingga tidak bisa disambung kembali.
''Kalau sudah fase putih, memakai krim apapun atau laser tak akan bisa sembuh. Kalaupun ada krim yang mempromosikan dapat menghilangkan stretch mark, itu tidak benar, paling hanya menyamarkan. Tidak mungkin kulit bisa normal lagi,'' papar dia.
Lain cerita jika Anda segera berobat. ''Insya Allah, kalau fase awal sudah dibawa ke dokter, kulit perut bisa mulus lagi.'' Jangan khawatir, obat yang diberikan dokter aman kok buat janin. Sebut saja misalnya, vitamin A, vitamin C, dan krim khusus untuk merangsang kolagen terbentuk kembali.
Redaktur: Endah Hapsari
Reporter: Susie Evidia
Sumber :
Republika Online - http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/12/07/13/m73nve-agar-kulit-kembali-mulus-usai-bersalin-inilah-tipsnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar